Elprinda, Yeremia Satria Yasobam (2022) SEJARAH DINASTI TIONGHOA MUSLIM DALAM PENDIRIAN KESULTANAN DEMAK BINTORO ABAD XV-XVI. Other thesis, STKIP PGRI SIDOARJO.
Text
1787201023-Abstrak.pdf Download (201kB) |
|
Text
1787201023-BAB I.pdf Download (644kB) |
|
Text
1787201023-BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (933kB) |
|
Text
1787201023-BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
|
Text
1787201023 - BAB IV.pdf Download (563kB) |
|
Text
1787201023 - BAB V.pdf Download (474kB) |
|
Text
1787201023 - Daftar Pustaka.pdf Download (367kB) |
Abstract
Fokus dari kajian penelitian ini adalah untuk mengkaji mengenai sejarah peranan orang-orang Tionghoa Muslim dalam pendirian satu corak Dinasti Tionghoa Muslim dalam sejarah pendirian Kesultanan Demak Bintoro pada abad XV-XVI di Jawa. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peranan orang-orang Tionghoa Muslim pada masa akhir Majapahit yang kemudian mereka ikut turut serta mendirikan kekuasaan satu corak dinasti dinasti pasisiran pada akhir abad XV, yaitu Demak Bintoro yang berujung pada kejatuhan Kerajaan Majapahit di ibukota Trawulan tahun 1400 Saka/1478 M. Dalam penelitian ini mempergunakan pendekatan historis dengan metode kajian literatur, studi lapangan pada situs-situs bersejarah di sekitaran Kecamatan Trowulan, Mojokerto, dan wawancara. Berdasarkan dari hasil kajian literatur, studi lapangan pada situs-situs bersejarah, dan wawancara didapati bahwa orangorang Tionghoa, terutama sekali kelompok orang-orang Tionghoa Muslim memainkan peranan pentingnya dalam kegiatan perniagaan serta mereka berhasil menjadi penguasa dari lingkup pasar perdagangan di Jawa medio abad XIV-XVI yang berhasil menguasai urat nadi perdagangan kerajaan-kerajaan di Jawa dan Nusantara. Terdapat kemunculan pejabat kerajaan pada masa Majapahit yang disebut sebagai Juru Cina serta efek dari kebijakan yang dikeluarkan pada masa Prabhu Hayam Wuruk berupa Prasasti Canggu atau Trawulan I bertanggal 7 Juli 1358 M yang membuat kelompok orang-orang elite asing ini akhirnya mendapatkan jaminan, perlindungan, dan hak-hak mereka yang ikut dijamin oleh pemerintah pusat Majapahit. Kejatuhan Kekaisaran Romawi Timur yang beribukota di Konstantinopel 29 Mei 1453 M membuat jalur perniagaan yang menghubungkan antara Asia dan Eropa terputus setelah berhasil dikuasai oleh pihak Kesultanan Turki Utsmani pimpinan Muhammad Al-Fatih/Fetih Sultan Mehmed Han. Kehadiran armada Kekaisaran Ming yang dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho atau Zheng He ke pusat ibukota Kerajaan Jawa (Majapahit) dengan satu misi tertentu (hidden agenda) yang ia bawa dengan menempatkan orang-orang Tionghoa Muslim sepanjang wilayah pesisir utara Jawa membuat kondisi Majapahit pada masa akhirnya menjadi semakin tidak menentu. Ketika kekuasaan orang-orang Tionghoa Muslim di sepanjang wilayah pesisir utara menjadi semakin kuat ditambah dengan dampak Islamisasi yang masif dari kelompok Dewan Para Wali atau Walisongo, keadaan Majapahit yang seringkali dilanda huru-hara akhirnya membuat tumbangnya kekuasaan Majapahit di Jawa dan Nusantara tahun 1400 Saka karena gempuran Kesultanan Demak Bintoro pimpinan Panembahan Jimbun.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Sejarah, Dinasti Tionghoa Muslim, Kesultanan Demak Bintoro. |
Subjects: | L Education > LA History of education |
Divisions: | Pendidikan Sejarah |
Depositing User: | Umi Nur Hastuti |
Date Deposited: | 25 Apr 2024 07:09 |
Last Modified: | 25 Apr 2024 07:09 |
URI: | http://repository.universitaspgridelta.ac.id/id/eprint/1967 |
Actions (login required)
View Item |